Situs Properti No.1 di Indonesia
Bagi sebagian umat muslim, istilah Riba sudah bukan merupakan hal asing lagi. Mengapa sebagian? Karena sebagian lainnya belum memahami apa arti riba dan bahaya riba, sementara sebagiannya lagi ada yang sudah memahami namun belum bisa mengaplikasikan ke kehidupan nyata, sebagian lainnya ada yang paham dan berusaha menghindarinya.
Lantas, kenapa ada sebagian orang yang sudah paham tentang bahaya riba namun belum bisa atau susah sekali untuk menghindarinya? Ini karena riba sudah masuki dan berperan aktif dalam kehidupan sehari-sehari. Meskipun bahaya riba sudah sangat jelas, namun sangat sering bersinggungan sehingga akan makin sulit untuk tidak menyentuhnya sama sekali.
Rugi Dunia Untuk Kamu Yang Senang Main Riba
Kerugian yang bisa Anda dapatkan tatkala terjerumus di dalam riba akan sangat membahayakan sekali. Banyak orang yang tidak dapat menyelesaikan permasalahan riba dan harus menanggung kesulitan seumur hidupnya.
Misalnya saja, sekarang ini sedang marak pinjaman online yang mengklaim bisa memberi pinjaman dalam waktu cepat bahkan tanpa syarat. Bagi yang membutuhkan dana mendesak tentu ini sangat menguntungkan di awal. Ingat, hanya di awal saja ya. Karena selanjutnya, harus ada hal yang ditanggung yaitu pembayaran cicilan pinjaman + bunga dengan hitungan persen per hari, misal 1% per hari. Artinya dalam 30 hari bunga yang dibayarkan bisa mencapai 30% perbulan dari jumlah pinjaman. Makin hari bunga makin mencekik!
Rugi Akhirat Untuk Kamu Yang Senang Main Riba
Halal haramnya suatu hal tentu tidak akan ditetapkan tanpa sebab dan tanpa alasan. Berkaitan dengan bahaya Riba, dalam Kitab Suci umat muslim yaitu Al-Quran sudah disampaikan dengan sangat jelas. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat Al-Baqarah ayat 278 tentang Riba:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu beriman.”
Dalam surah tersebut ada seruan yang dikhususkan pada orang beriman atau bisa diartikan “bila kamu beriman maka jauhi riba”. Kalimat ini seolah mempertanyakan kondisi keimanan seseorang bila ia masih masuk ke dalam kubangan riba.
Jika nasib kita dipertanyakan, lantas bagaimana dengan nasib kita diakhirat kelak bila terus bergelut dengan bahaya riba?
Belum ada komentar